Roda ekonomi lancar,pertumbuhan perekonomian melaju pesat
Pada
hari ini saya akan berbagi artikel tentang perekonomian melaju pesat
sebagai salah satu manfaat bonus demografi jika siap menghadapinya,selamat
menyimak dan belajar
Berikut ulasan nya :
Pertumbuhan Perekonomian Melaju Pesat
Abstrak
Semua negara tentunya menginginkan perekonomian yang melaju pesat,demikian halnya dengan Indonesia. Indonesia dituntut harus segera berbenah dalam membenahi keadaan ekonomi yang merosot pada tahun ini.Program-program pemerintah dituntut harus efektif dan dapat memajukan perekonomian Indonesia.Perekonomian merupakan salah satu unsur terpenting dalam suatu negara.Oleh karena itu perekonomian harus diperjuangkan supaya dapat terus stabil.
Pengertian pertumbuhan ekonomi
Pertumbuhan ekonomi adalah proses perubahan kondisi perekonomian suatu negara secara berkesinambungan menuju keadaan yang lebih baik selama periode tertentu. Pertumbuhan ekonomi dapat diartikan juga sebagai proses kenaikan kapasitas produksi suatu perekonomian yang diwujudkan dalam bentuk kenaikan pendapatan nasional. Adanya pertumbuhan ekonomi merupakan indikasi keberhasilan pembangunan ekonomi.
Faktor Pertumbuhan Ekonomi
Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi adalah:
- Faktor Sumber Daya Manusia
- Faktor Sumber Daya Alam
- Faktor Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
- Faktor Budaya
- Sumber Daya Modal
Perputaran Roda Perekonomian
Pertumbuhan Ekonomi
Pertumbuhan
ekonomi suatu negara biasanya dihitung berdasarkan pertumbuhan ril dari
GDP negara tersebut, yakni seberapa besar GDP negara bertambah secara
ril dari tahun ke tahun. Pertumbuhan ini dihitung dengan cara membagi
nilai dari output suatu sektor ekonomi pada tahun tertentu dengan nilai
output sektor tersebut pada tahun sebelumnya dan dikali 100 % kemudian
dikurangi 100. Bila GDP mengalami pertumbuhan yang tinggi berarti
pendapatan masyarakat juga akan mengalami
pertumbuhan yang tinggi, terlepas dari siapa atau kelompok mana dari masyarakat yang menerima pendapatan tersebut.
Untuk
dapat memahami lebih dalam tentang GDP perhatikan Lampiran 1.1. GDP
Indonesia menurut lapangan usaha berdasarkan harga yang berlaku dan
harga konstan.
Pengeluaran Agregat (Aggregate Spending)
Seperti
diterangkan diatas bahwa GDP dapat dihitung dari sisi pengeluaran
aggregate (Aggregate Spending) pelaku ekonomi dalam suatu negara.
Pengeluaran aggreaget ini sama dengan Permintaan Agregat karena
konsekuensi dari permintaan adalah adanya pengeluaran oleh rumah tangga,
investor, pemerintah dan eksportir untuk membeli barang dan jasa.
Pengeluaran Aggregate dapat dikelompokkan atas empat komponen, yaitu:
a. pengeluaran konsumsi rumah tangga,
b. pengeluaran invesatasi oleh pengusaha (bisnis),
c. pengeluaran pemerintah, dan
d. permintaan luar negeri.
Berikut akan diuraikan satu persatu dari komponen Agregat Demand atau Agregat Spending tersebut.
- Pengeluaran Konsumsi
Merupakan
bagian terbesar dari permintaan agregat yaitu berupa permintaan dari
konsumen terhadap barang dan jasa yang dibutuhkan dalam kehidupan
sehari-hari. Konsumsi ini memegang peranan penting dalam perekonomian
menurut teori Keynesian karena akan menentukan output dan pendapatan
masyarakat suatu negara. Kontribusi konsumsi terhadap pembentukan GDP di
Indonesia diperkirakan sebesar 65% dari total GDP. Konsumsi dapat
dibagi atas tiga kategori yaitu barang tanah lama (durable goods)
seperti mobil, barang tidak tahan lama (nondurable goods), dan jasa
(services). Dari sisi asal barang maka barang dan jasa yang dikonsumsi
oleh konsumen dalam negeri terdiri dari barang produksi dalam negeri dan
barang /jasa yang diproduksi oleh negara lain yang diimport ke
Indonesia. Dalam penghitungan GDP angka import ini harus dikeluarkan
dari angka GDP.
Pengeluaran Pemerintah
Yang
termasuk dalam pengeluaran pemerintah adalah semua pengeluaran
pemerintah yang diperlukan agar roda pemerintahan dapat berjalan dengan
baik. Pengeluaran pemerintah ini tercantum dalam Anggaran Belanja dan
Pendapatan Nasional (APBN). Barang dan jasa yang dibeli oleh pemerintah
tidak dihitung nilai tambahnya (value added) seperti halnya pada barang
konsumsi karena barang dan jasa yang diproduksi oleh pemerinatah pada
umumnya adalah gratis. Pengeluaran pemerintah seperti uang pensiun
(transer of payment) tidak dihitung dalam GDP karena pengeluaran
tersebut bukan merupakan pembelian terhadap barang atau jasa yang baru
diproduksi.
- Pengelauran Investasi
Investasi
adalah tambahan terhadap akumulasi modal (physical stock of capital)
ditambah dengan perobahan persediaan (inventory changes). Tetapi
transaksi saham tidak termasuk dalam penambahan stok modal. Jadi
investasi adalah aktifitas yang bisa meningkatkan kemampuan ekonomi
dalam memproduksi barang dan jasa dimasa mendatang. Contohnya adalah
pembelian barang investasi, peralatan, dan pembangunan rumah baru. Sewa
dari tumah tersebut dihitung sebagai konsumsi.
- Permintaan Ekspor Bersih (Net Export)
Komponen
terakhir dari GDP adalah net export yaitu selisih antara export dan
import (X – M). Export merupakan GDP dari dalam negeri karena merupakan
barang atau jasa yang diproduksi di dalam negeri, tetapi tidak
dikonsumsi di dalam negeri. Barang ekspor akan dibeli atau dikonsumsi
oleh rumah tangga, investor, atau pemerintah negara asing sedangkan
import adalah barang yang diproduksi di luar negeri, berarti adalah GDP
negara asing.
Dalam GDP yang
dihitung adalah net ekspor untuk menghindari penghitungan dua kali
(double counting). Barang dan jasa yang dibeli oleh rumah tangga,
investor, dan pemerintah tidak semuanya diproduksi di dalam negeri
tetapi beberapa barang yang dibeli tersebut berasal dari luar negeri.
Jadi komponen pengeluaran aggeregate yang diuraikan diatas - pengeluaran
rumah tangga, investor dan pemerintah – sebagiannya adalah barang yang
diproduksi di luar negeri, berarti adalah GDP negara asing atau bukan
merupakan GDP Indonesia. Karena itu untuk mengkoreksinya maka ekspor
harus dikurangi dengan impor agar barang import tidak terhitung sebagai
GDP kita, karena yang termasuk dalam GDP Indonesia adalah konsumsi rumah
tangga berupa barang-barang produksi dalam negeri, ditambah dengan
belanja barang investor, ditambah belanja barang pemerintah dan ditambah
dengan nilai barang yang diekspor ke luar negeri. Barang-barang import
yang telah dikonsumsi oleh konsumen dalam negeri tidak bisa dihitung
sendiri karena telah masuk dalam perhitugan jumlah konsumsi. Nilai
barang import ini tentu sama dengan jumlah nilai barang yang diimport
yang tercatat di Bea dan Cukai sehingga dengan mengeluarkannya dari
angka export maka sama dengan mengeluarkannya dari angka konsumsi barang
import.
Target pertumbuhan perekonomian Indonesia
Hal tersebut disampaikan Deputy Menteri Bappenas, Dr. Prasetijono Widjojo pada kesempatan Informal Reflection Group on Indonesia
di OECD pada tanggal 23 Januari 2014. Pertemuan ini dihadiri oleh para
Duta Besar dan wakil negara OECD di Paris serta kalangan akademisi dan
sekretariat.
Beberapa indikator positif Indonesia
antara lain ditunjukkan oleh mulai stabilnya nilai rupiah dan menguatnya
indeks di Bursa Efek Jakarta. Di akhir tahun 2013 nilai inflasi juga
kembali pada angka normal setelah sebelumnya sempat terpengaruh oleh
keputusan pengurangan subsidi bahan bakar minyak.
Disadari bahwa pengaruh situasi
perekonomian global turut mempengaruhi kinerja ekonomi Indonesia,
terutama berkaitan dengan turunnya harga komoditi maupun berkurangnya
kinerja ekonomi di negara-negara tujuan ekspor Indonesia. Namun
demikian, Indonesia masih dapat menjaga performa ekonomi dan diprediksi
mencatat pertumbuhan ekonomi sebesar 5,4% atau kedua terbesar setelah
China. Dari sisi investasi, Indonesia dinilai masih menjadi salah satu
tujuan menarik yang dibuktikan dari terus meningkatnya nilai investasi
di Indonesia sejak tahun 2009. Untuk tahun 2013, pertumbuhan nilai FDI
sedikit di bawah target yang ditetapkan yaitu 16,2% dari target 16,5%,
sementara nilai investasi dalam negeri tercatat naik mencapai 43,3% dari
26% yang ditargetkan.
Pemilu yang akan dilakukan oleh
Indonesia pada tahun 2014 diprediksi juga akan memberi sumbangan positif
pada kegiatan perekonomian. Diharapkan pelaksanaan Pemilu yang lancar
akan semakin memperkuat pondasi perekonomian dan meningkatkan
kepercayaan terhadap Indonesia.
Selain berusaha mengatasi masalah
terkait finansial dan moneter, Indonesia juga melakukan berbagai upaya
untuk mengatasi tantangan lain di bidang ekonomi, seperti membangun
infrastruktur, meningkatkan produktifitas tenaga kerja, mengurangi
ketimpangan ekonomi (inequality), serta menyederhanakan proses
bisnis. Dalam kaitan ini, Indonesia dapat memanfaatkan berbagai studi
yang dilakukan OECD serta belajar dari pengalaman di negara-negara OECD.
Indonesia Informal Reflection Group
diselenggarakan oleh KBRI Paris dan OECD untuk memaparkan berbagai
perkembangan terkait situasi maupun kebijakan ekonomi dan pembangunan di
Indonesia. Saat ini Indonesia merupakan salah satu dari lima negara Key Partners bersama Afrika Selatan, Brazil, China, dan India.
Topik mengenai pertumbuhan perekonomian
- Optimistis Pertumbuhan Ekonomi di Bawah Jokowi Melaju di Kuartal II 2015
Laju pertumbuhan ekonomi nasional pada kuartal I tahun 2015 ini melambat dibanding periode sama tahun sebelumnya (year on year). Di bawah pemerintahan Joko Widodo, pertumbuhan ekonomi kuartal pertama 2015 hanya mencapai 4,71 persen. Padahal, pada periode yang sama tahun lalu saat masih pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), angka pertumbuhan mampu mencapai 5,14 persen.
Dalam catatan Badan Pusat Statistik
(BPS), pelambatan laju pertumbuhan ekonomi pada kuartal I-2015 terjadi
akibat harga minyak yang melemah, ekspor-impor menurun, serta imbas
pertumbuhan ekonomi Tiongkok yang menurun dari angka 7,4 persen di
kuartal IV-2014 menjadi 7,0 di kuartal I-2015.
Namun demikian, optimisme tetap muncul.
Adalah anggota Komisi XI DPR bidangi keuangan dan perbankan, M Misbakhun
yang mengaku masih melihat ada harapan tentang perekonomian nasional
bakal melaju lebih cepat.
Menurutnya, lambatnya laju ekonomi pada
kuartral I tahun ini tak bisa dilepaskan dari siklus APBN. Sebab,
anggaran yang sudah dipatok belum bisa dieksekusi.
Namun, pada kuartal II maka proses
penyerapan APBN pun mulai berjalan. “Sehingga belanja rutin dan belanja
modal dari proyek-proyek infrastruktur yang diharapkan sebagai pemicu
dan pemacu pertumbuhan belum bisa berjalan," kata Misbakhun di Jakarta,
Rabu (6/4).
Karenanya politikus Golkar itu meyakini
pada kuartal II tahun ini kinerja ekonomi pemerantahan Jokowi-JK akan
kembali moncer. Sebab, APBN mulai terserap sepanjang tidak ada kendala
teknis dalam proses pencairannya. "Saya kok optimistis pada kuarta kedua
pertumbuhan akan lebih tinggi,” sambungnya.
Misbakhun tak memungkiri catatan BPS
bahwa pelambatan ekonomi nasional pada kuartal I karena faktor global.
Misalnya, langkah Tiongkok merevisi target pertumbuhannya dari 7,4
persen menjadi 7 persen saja. Sedangkan Singapura malah memangkas target
pertumbuhan dari 4,9 persen menjadi 2,1 persen.
Indikator yang digunakan untuk menghitung tingkat Pertumbuhan Ekonomi
* Tingkat Pertumbuhan PDB (Produk Domestik Bruto)
* Tingkat Pertumbuhan PNB (Produk Nasional Bruto)
Dalam praktek angka, PNB kurang lazim dipakai, yang lebih populer dipakai adalah PDB, karena angka PDB hanya melihat batas wilayah,terbatas pada negara yang bersangkutan.
Perbedaan Pembangunan Ekonomi dengan Pertumbuhan Ekonomi
* Pembangunan ekonomi lebih bersifat kualitatif, bukan hanya pertambahan produksi, tetapi juga terdapat perubahan-perubahan dalam struktur perekonomian.
* Pertumbuhan ekonomi keberhasilannya lebih bersifat kuantitatif, yaitu adanya kenaikan dalam standar pendapatan dan tingkat output produksi yang dihasilkan
Persamaan Pembangunan Ekonomi dengan Pertumbuhan Ekonomi
* Kedua-duanya merupakan kecenderungan di bidang ekonomi.
* Pokok permasalahan akhir adalah besarnya pendapatan per kapita.
* Kedua-duanya menjadi tanggungjawab pemerintah dan memerlukan dukungan rakyat.
* Kedua-duanya berdampak kepada kesejahteraan rakyat.
Faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan Ekonomi
1. Faktor Sumber Daya Manusia, Sama halnya dengan proses pembangunan, pertumbuhan ekonomi juga dipengaruhi oleh SDM. Sumber daya manusia merupakan faktor terpenting dalam proses pembangunan, cepat lambatnya proses pembangunan tergantung kepada sejauhmana sumber daya manusianya selaku subjek pembangunan memiliki kompetensi yang memadai untuk melaksanakan proses pembangunan.
2. Faktor Sumber Daya Alam, Sebagian besar negara berkembang bertumpu kepada sumber daya alam dalam melaksanakan proses pembangunannya. Namun demikian, sumber daya alam saja tidak menjamin keberhasilan proses pembanguan ekonomi, apabila tidak didukung oleh kemampaun sumber daya manusianya dalam mengelola sumber daya alam yang tersedia. Sumber daya alam yang dimaksud dinataranya kesuburan tanah, kekayaan mineral, tambang, kekayaan hasil hutan dan kekayaan laut.
3. Faktor Ilmu Pengetahuan dan Teknologi, Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin pesat mendorong adanya percepatan proses pembangunan, pergantian pola kerja yang semula menggunakan tangan manusia digantikan oleh mesin-mesin canggih berdampak kepada aspek efisiensi, kualitas dan kuantitas serangkaian aktivitas pembangunan ekonomi yang dilakukan dan pada akhirnya berakibat pada percepatan laju pertumbuhan perekonomian.
4. Faktor Budaya, Faktor budaya memberikan dampak tersendiri terhadap pembangunan ekonomi yang dilakukan, faktor ini dapat berfungsi sebagai pembangkit atau pendorong proses pembangunan tetapi dapat juga menjadi penghambat pembangunan. Budaya yang dapat mendorong pembangunan diantaranya sikap kerja keras dan kerja cerdas, jujur, ulet dan sebagainya. Adapun budaya yang dapat menghambat proses pembangunan diantaranya sikap anarkis, egois, boros, KKN, dan sebagainya.
5. Sumber Daya Modal, Sumber daya modal dibutuhkan manusia untuk mengolah SDA dan meningkatkan kualitas IPTEK. Sumber daya modal berupa barang-barang modal sangat penting bagi perkembangan dan kelancaran pembangunan ekonomi karena barang-barang modal juga dapat meningkatkan produktivitas.
Tujuh cara sebagai solusi tingkatkan pertumbuhan perekonomian dalam pidato APEC versi SBY
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) memaparkan tujuh cara meningkatkan pertumbuhan perekonomian di kawasan Asia Pasifik pada pembukaan CEO Summit di BICC Nusa Dua Bali, 2013.
- Pertama, mencegah peraturan proteksionisme dan melanjutkan sistem perdagangan bebas (liberalisasi) yang mampu meningkatkan kesejahteraan penduduk.
"Kita harus pstikan hubungan perdagangan kita tidak hanya kuat, tapi juga seimbang," kata Yudhoyono, di Nusa Dua, Bali, Minggu pagi. CEO Summit jadi bagian dari seri KTT APEC 2013, pada 1-8 Oktober ini, yang diikuti 1.200 pemimpin puncak bisnis APEC.
- Kedua, harus ada upaya insentif di dalam kawasan guna menjaga pertumbuhan dan menciptakan lapangan pekerjaan. Yudhoyono menekankan kesempatan besar dalam kecepatan pertumbuhan kelas menengah.
- Ketiga perlu pembangunan infrastruktur yang lebih baik sebagai elemen konektivitas.
"Ini akan memfasilitasi investasi, juga akan menciptakan lapangan pekerjaan yang besar," katanya.
Dia mengatakan, APEC harus mengatasi masalah ketidakefisienan dalam perputaran barang dan jasa,
- Keempat, memastikan pertumbuhan dan keadilan, dalam hal ini APEC harus lebih menaruh perhatian pada UKM sebagai tulang punggung perekonomian.
- Kelima, ekonomi APEC harus bekerja sama untuk menciptakan stabilitas finansial yang merupakan syarat dari semua aktivitas perekonomian termasuk perdagangan dan investasi.
- Keenam, harus ada kepastian pembangunan untuk semua orang,
"Kita jangan lupa menyediakan jaminan keamanan sosial bagi penduduk miskin untuk pemerataan kemakmuran," katanya.
- Ketujuh, ekonomi APEC dapat mencapai pertumbuhan ekonomi yang signifikan hanya jika ada koordinasi dan konsultasi peraturan yang intensif.
Kesimpulan dan pendapat
Indonesia harus siap siaga dalam menghadapi bonus demografi agar dapat memperoleh manfaat,salah satunya pertumbuhan perekonomian yang melaju pesat.Tentunya hal ini tidak akan mudah,pemerintah harus mempunyai strategi yang mumpuni dan persiapan yang benar-benar matang sehingga hal ini bisa tercapai.Menurut saya,pemerintah dan semua golongan masyarakat harus bekerja sama dalam menciptakan lingkungan ekonomi yang sehat dan supaya dapat meningkatkan laju pertumbuhan perekonomian di Indonesia.
Penutup
Demikian
artikel yang saya bagi yang membahas secara rinci dan spesifik tentang
Pertumbuhan perekonomian melaju pesat. Semoga artikel yang saya sajikan mampu
memberikan wawasan tambahan,dapat dijadikan referensi belajar,dan bermanfaat
untuk anda.Terima kasih,di kesempatan selanjutnya saya akan berbagi artikel
yang membahas tentang masalah kualitatif dan kuantitatif yang berasal dari Ilmu Demografi secara
spesifik.
Komentar
Posting Komentar